Selasa, 23 Juni 2020

Patahan Sumatera (Sumatera Fault) antara Potensi Bencana dan Potensi Sumber Daya Alam


Patahan Sumatera antara Potensi Bencana dan Potensi Sumber Daya Alam
Oleh Azmi Taufiqurrahman
Penulis merupakan Mahasiswa aktif Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala.

            Berbicara tentang Indonesia yang dijuluki zamrud khatulistiwa, dengan budaya, adat, keramah-tamahan penduduknya, pesona alam yang sangat melimpah baik dari sisi pesona yang ada di daratan maupun lautnya, kekayaan sumber daya alam yang sangat banyak, bahkan hingga potensi bencana yang beraneka ragam yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau yang menyimpan keanekaragaman tersebut.
Potensi Gempa Bumi Pada Patahan Sumatera
Berbicara mengenai pulau Sumatera tentu tidak dapat lepas dari namanya Patahan Sumatera. Patahan yang terbentuk sepanjang Aceh (utara) hingga Lampung (selatan) menyimpan berbagai potensi baik potensi bencana maupun potensi sumber daya alamnya. Patahan Sumatera merupakan salah satu patahan aktif yang berada di Indonesia. Patahan ini termasuk patahan terpanjang di dunia setelah patahan San Andreas. Patahan sendiri merupakan hasil dari pergerakan kulit bumi yang melewati batas elastisitasnya yang disebabkan adanya tekanan vertikal dan horizontal.
Potensi bencana yang ada pada area patahan Sumatera sangat besar khususnya potensi gempa bumi. Aceh merupakan salah satu provinsi di pulau Sumatera yang dilalui oleh patahan ini, patahan Sumatera yang melalui aceh terbagi atas 3 segmen utama yaitu segmen  aceh yang mengarah ke pulau aceh, segmen seulimuem yang mengarah ke sabang, dan segmen tripa yang berada di aceh tenggara dan aceh tengah. Patahan-patahan pada 3 segmen ini sangat aktif , hal ini dapat kita lihat secara langsung dengan potensi gempa baik gempa berskala besar maupun gempa berskala kecil yang selalu membayangi masyarakat Aceh. Fakta dan kenyataan inilah yang sangat mencemaskan dan merisaukan para ahli maupun pemerintah daerah Aceh.
Jika kita melihat kebelakang sebut saja gempa yang terjadi pada Kabupaten Pidie pada tahun 2013 yang memiliki 2 getaran gempa dengan kekuatan  6.0 skala ritcher dan 5.1 skala ritcher, dimana gempa ini terjadi tepat pada segmen Aceh dengan mekanisme gempa strike-slip atau patahan geser. Pada tahun yang sama tepatnya pada bulan Juli, Aceh kembali dikejutkan gempa takengon yang terjadi pada patahan Sumatera segmen tripa yang memakan kerugian harta benda serta mengakibatkan munculnya korban luka-luka dan korban meninggal. Serta gempa yang baru saja menghantam aceh dimana gempa ini terjadi pada daerah yang dianggap sebagai daerah aseismic atau daerah yang tidak memungkinkan terjadinya gempa bumi. Kenapa disebut demikian, karena pada daerah ini tidak diprediksi akan terjadinya gempa karena tidak diketahui terdapatnya patahan-patahan lokal yang mungkin disebabkan oleh patahan Sumatera atau dapat kita sebut merupakan area blind fault.
Seperti yang kita ketahui banyak sekali masyarakat yang lebih memilih tinggal di area rawan gempa atau daerah yang berdekatan dengan patahan, hal ini tidak dapat dipungkiri karena pada daerah patahan sumber air lebih mudah didapatkan, sungai biasanya menggambarkan adanya suatu patahan/patahan. Hidup disekitar lokasi patahan masyarakat lebih mudah mendapatkan sumber air bersih dan tanah pada daerah patahan lebih subur daripada tanah didaerah non patahan.
Potensi Geothermal Pada Patahan Sumatera
Kehadiran patahan Sumatera di Aceh memunculkan berbagai potensi sumber daya alam yang ada di Aceh, geothermal, minyak dan gas adalah salah satunya. Lokasi gunung berapi yang ada di Indonesia pada umumnya terbentuk pada jalur patahan, begitu juga gunung api yang ada di Aceh yang terbentuk disepanjang patahan Sumatera. Potensi dari gunung api antara lain panas bumi / geothermal, geothermal di Aceh merupakan salah satu potensi geothermal terbesar di Indonesia. Hal ini sesuai fakta, menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal, Aceh memiliki 17 sumber geothermal. Energytoday.com merilis potensi geothermal yang ada di Aceh, sebut saja gunung Jaboi yang memiliki potensi 74.14MW, gunung Geureundong dengan potensi mencapai 120MW, potensi terbesar terdapat di gunung Seulawah Agam dengan perkiraan mencapai 185MW, dan gunung api lain yang berada di Aceh. Jika pemerintah Aceh mengelolah dengan serius potensi geothermal yang ada di Aceh, mungkin saja Aceh tidak akan kekurangan energi pembangkit listrik bahkan mungkin saja Aceh kelebihan energi pembangkit listrik, sehingga energi listrik yang berlebihan tersebut dapat dialirkan ke daerah sekitar Aceh yang mengalami kekurangan pasokan energi pembangkit listrik.
Potensi Minyak dan Gas Pada Patahan Sumatera
Bukan hanya dalam bidang geothermal, dengan adanya patahan Sumatera yang termasuk patahan aktif, Aceh memiliki potensi akan minyak dan gas yang sangat besar. Terutama pada daerah laut bagian utara Aceh yang memiliki potensi kandungan migas yang besar. Aceh pernah berjaya dengan adanya lapangan gas Arun yang sempat menjadi lapangan gas terbesar ketiga di Indonesia. Saat ini, berbagai perusahaan minyak dan gas dunia masuk ke Aceh untuk melakukan kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi sebut saja Medco yang berada di lapangan Blok A Aceh Timur serta Pertamina yang berada di lapangan Rantau Aceh Tamiang. Dengan dibentuknya Badan Pengolahan Migas Aceh (BPMA) yang berfungsi sebagai badan pengawas eksplorasi dan eksploitasi di Aceh yang memiliki fungsi sama dengan SKK Migas, diharapkan untuk kedepannya mampu membawa  Aceh menjadi salah satu daerah penghasil minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia.
Apakah dengan potensi bencana dan sumber daya alam Aceh yang begitu melimpah dapat memakmurkan rakyat Aceh untuk kedepannya, atau dengan potensi bencana dan sumber daya alam yang ada di Aceh akan membuat masyarakat Aceh semakin sengsara?

Note : Postingan ini pernah saya post di kaskus pada tanggal 04 Januari 2018 dengan link sebagai berikut : https://m.kaskus.co.id/thread/5a4dac5f582b2ef2368b4567/patahan-sumatera-antara-potensi-bencana-dan-potensi-sumber-daya-alam

0 komentar:

Posting Komentar